Minggu, 09 September 2012

Pengajian Al-Hikmah Nitikan Timur BERAMAL DENGAN IKHLAS Ikhlas merupakan Syarat diterimanya amal dan ibadah kita oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Selain Ikhlas juga ada syarat yang kedua yaitu Ittiba' dimana amal dan ibadah yang kita lakukan harus sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shalallahhu 'alaihi wa salam dan para shahabatnya. Bukan ibadah yang ditambah-tambahi ataupun diubah sesuai dengan hawa nafsu dan akal. IKHLAS dalam keta'atan berarti meninggalkan RIYA' (Ingin dipuji) dan SUM'AH (ujub/mencari popularitas/kagum pada diri sendiri). Untuk itu marilah kita membulatkan niat beramal dan beribadah HANYA untuk mengharap wajah Allah Ta'ala saja dan mencari keridhaan Rabb Yang Maha Tinggi, dan tidak bercampur baur dengan kesyirikan. Lihat QS AZ Zumar: 2-3. QS Al-Bayyinah: 5, QS Al-Kahfi:100 dan QS Al-Lail:17-18. Rasulullah Shalallahhu 'alaihi wa salam telah bersabda: "Barangsiapa berbuat suatu amal supaya amalnya didengar orang lain (sum'ah, mencari popularitas), maka Alloh mempopulerkan amalnya tersebut pada makhluk-Nya, kemudian Dia menghinakannya". (HR Ahmad dan at-Thabrani) Untuk Memiliki Sifat IKHLAS ini membutuhkan perjuangan. Yang dapat membantu menuju keikhlasan adalah: 1. Berdo'a dan memohon perlindungan kepada Allah 'Azza wa Jalla 2. Ilmu, dengan terus belajar menuntut Ilmu Agama teriutama tentang melatih diri agar selalu ikhlash melalui membaca buku atau menghadiri majlis taklim. 3. Mujahadah (Kesungguhan) lihat QS Al-Ankabut: 69 4. Berteman dengan para Mukhlishin. 5. Membaca Riwayat hidup Para Salafus Sholih dan Orang-orang sesudah mereka dari Para Sahlihin. Beberapa sikap yang bisa dilatih untuk membentuk diri agar IKHLASH dalam beramal dan beribadah, antara lain: 1. Takut mendapatkan popularitas 2. Introspeksi / Menuduh diri sendiri dengan serba kekurangan 3. Banyak berdiam, bicara seperlunya 4. Tidak mencari pujian atau gila dengan pujian 5. Tidak bakhil memuji orang yang berhak mendapatkan pujian dan sanjungan dengan berbagai kriterianya 6. Meluruskan niat dalam beramal karena Alloh ta'ala - baik sebagai pimpinan maupun sebagai yang dipimpin 7. Mengharapkan Ridho Alloh Ta'ala bukan Ridho manusia 8. Menjadikan ridho dan kemurkaannya karena Alloh bukan karena nafsunya 9. Bersabar menapaki jalan panjang yang sangat berat ketika pertolongan-Nya belum kunjung tiba 10. Bergembira dengan keberhasilan lawannya atau minimal tidak marah karena hal itu 11. Senantiasa berusaha membersihkan batinnya dari rasa 'ujub 12. Tidak menganggap suci dirinya 13. Merahasiakan ketaatannya kecuali untuk kemaslahatan yang sangat jelas 14. ............ Demikian kiat-kiat perjuangan melatih diri untuk senatiasa hidup dan beibadah kepada Alloh ta'ala dengan IKHLAS, Semoga nikmat hidayah dan kebersihan niat kita dalam beribadah hanya untuk Alloh semata, selalu mendapat pertolongan dan bimbingan dari Alloh Rabbul 'alamin. ( Diambil dari berbagai Sumber )
PENYAKIT2 GURU PENYAKIT GURU Mengikis Habis Penyakit Guru Menjadi guru yang profesional harus memerlukan kemauan, kemampuan dan ketrampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus (penyakit guru). Penyakit guru ini adalah penghambat peningkatan mutu pendidikan kita dan sebagai guru yang profesional, karena itu kita sebagai pendidik/pengajar harus mengalahkan 10 penyakit guru ini, yaitu : 1. KUSTA (KURANG STRATEGI) guru model ini masuk kelas mengajar dengan tampa strategi, sebagai guru yang profesional menggunakan tiga strategi yang terfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan mengajar, serta pengembangan kompetesi guru menggunakan strategi tersebut. Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut : a. Mengunakan dan menuliskan studi kasus pribadi sebagai catatan pengalaman mengajar; b. Menggunakan beberapa strategi dalam Studi Pelajaran (Lesson Study), terutama pengamatan dan pemodelan pengajaran di kelas terbuka, refleksi kelompok dan perencanaan, serta c. Menggunakan keterampilan PTK guna peningkatan. [IMG]file:///C:/DOCUME%7E1/UserXP/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.jpg[/IMG] 1. TBC (TIDAK BANYAK CARA) guru ini dalam mengajar hanya asal mengajar tampa cara bagaimana anak didik ini mengerti/memahami pelajaran yang diberikan oleh bapak/guru pengajar guru yang profesional harus banyak cara / model pelajaran agar anak memahami pelajaran yang diberikan kita. Kalau perlu butuh nara sumber dari luar kita harus mendatangkan ke dalam kelas contohnya pelajaran IPS tentang pemerintahan kita dapat mendatangkankan nara sumber seperti Kepala Desa/Camat. apabila sekarang teknologi tambah canggih jadi bisa memakai /memanfaatkan teknologi itu. Contohnya tape recorder, televisi, video, komputer, internet. 2. KUDIS (KURANG DISIPLIN) guru model ini dalam mengemban tugasnya tidak disiplin ,datang terlambat, masuk kelas terlambat biasanya sudah waktu mengajar masih ada didalam kantor, tidak memanfaatkan waktu. Sebelum waktu selesai/bukan waktunya, pulang duluan/keluar dulu, Jadi mutu pendidikan berkurang., karena itu kita sebagai guru seharusnya a. Malu datang terlambat b. Malu tidak mengajar c. Malu pulang dulu d. Malu tidak disiplin e. Malu tidak membuat RPP, PROMES 1. KRAM (KURANG TERAMPIL) sebagai guru harus terampil menggunakan model pengajaran, strategi, memanfaatkan teknologi yang lebih canggihpun. Kita tahu guru masih ada yang tidak bisa komputer / internet sebenarnya sebagai guru bisa memanfaatkan teknologi untuk mengganti kita, agar anak didik kita lebih jelas/memahami pelajaran. Guru yang profesional seharusnya Terampil mengelolah kelas maupun manajemen kelas. Agar anak didik kita betah dalam kelas dan tidak bosan dalam pelajaran berlangsung, ini akan meningkatkan mutu Pendidikan kita. 2. LESU (LEMAH SUMBER) Guru kalau kurang sumber niscaya dalam pelajaran berlangsung kurang bahan yang diajarkan jadi pengetahuan anak didik kita berkurang, karena itu sebagai pengajar harus banyak sumber baik membaca berbagai buku/modul pelajaran, dari koran, majalah, internet, kita banyak sumber kalau perlu memakai nara sumber internet kita tinggal mengarahkan ke internet/link yang berhubungan dengan pelajaran yang diajarari menambah wawasan anak didik kita selain mengenalkan komputer/ internet anak didik kita dapat pelajaran juga, ini semua untuk penikatan mutu pendidikan. 3. WTS (WAWASAN TIDAK LUAS) Guru yang profesional seharusnya mempunyai wawasan lebih luas segala hal untuk mengajar seperti macam model-model pelajaran apalagi model pelajaran terbaru/terkini agar kita tidak ketinggalan, teknologi canggih dapat mendukung proses pelajaran kita, wawasan perkembangan anak didik kita, bisa membaca keadaannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung. 4. MUAL (MUTU AMAT LEMAH) Mutu pendidikan tergantung dari mutu pelajaran yang diberikan kita, kalau kita tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan kita, hal ini mempengaruhi mutu pendidikan anak kita yang tidak diharapkan, karena itu kita tingkatkan mutu pendidikan ini dengan sering mengikuti workshop, pelatihan program bermutu, sering berdikusi sesama sejawat di forum/KKG membagi masalah/pengalaman kita sesama sejawat, agar semua poblem permasalahan dapat diatasi, setidaknya menambah mutu pendidikan kita. [IMG]file:///C:/DOCUME%7E1/UserXP/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image004.jpg[/IMG] 1. TIPUS (TIDAK PUYA SELERA) Kalau pendidik/pengajar tidak punya selera mengajar yang lebih baik jangan harap keberhasilan meningkatkan mutu pendidikan meningkat, karena itu kita harus punya selera mengajar yang lebih baik dengan niat yang sungguh-sungguh untuk mengajar/mendidik anak dengan kemaun untuk belajar dan belajar / meningkatkan mutu pendidikan dengan cara pelatihan, workshop, seminar, diskusi dalam forum/KKG. Hanya denagan niat yang iklas dan kemauan yang kuat bisa mengubah mutu pendidikan. 2. ASAM URAT (ASAL SUSUN MATERI URUTAN TIDAK KAMIRAT) sebagai guru profesional seharusnya merancang/merencanakan apa yang akan diajarkan seperti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam pembuatan RPP jangan asal buat sepenting urutan itu kurang profesional . (”nonprofesional” atau ”amatiran”) Guru yang profesional membuat RPP harus disesuaikan dengan keadaan sekolah dan kondisi murid serta strategi, metode apa yang cocok seberapa sulitnya pelajaran juga diperhatikan dan ini semua dijadikan pertimbangan agar dalam pelaksanaan nanti target dan sasaran mengenai/berhasil setidaknya 99 % keberhasilan. 3. ASMA (ASAL MASUK KELAS) ini lebih parah penyakit guru asal ada didalam kelas, yang penting anak tidak ramai /hanya dijadikan robot, anak didik suruh diam yang penting duduk manis. Jam berakhir sudah keluar, pradikma lama ini harus dirubah dan kita harus lebih profesional didalam kelas yang kratif dan menyenangkan anak lebih betah dan memahami apa yang kita ajari. Cara kita harus selalu berlatih dan memiliki pengetahuan dalam subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu dalam proses belajar mengajar. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang landasan kependidikan dan pemahaman terhadap subjek didik (murid). Pendidikan adalah modal utama untuk pembangunan bangsa ini, kesejahteraan, kemajuan suatu bangsa dilihat dari kemajuaan pendidikan bangsanya. Pendidikan adalah kunci utama dalam kesuksesan baik karier seseorang maupun Bangsa dan Negara. Perjuangan guru adalah mesin utama dalam suatu bangsa dan Negara, agar perekonomian suatu negara agar maju dan sejahtra. bangkitlah guruku dari segala penyakit guru yang selalu membanyangi para guru kita. karena hanya dengan kemauan yang keras dan niat yang sungguh serta ikhlas yang bisa mengalahkan semua penyakit guru kita. Anak didik kita, bangsa dan negara tercinta menunggu, menanti dengan sabar!!!! Guru karena engkau kami bisa, Guru karena engkau kami dapat, Guru karena engkau kami dapat menatap masa depan yang lebih cemerlang, Guru karena engkau kami sukses, Guru sungguh mulia engkau, harapanku pada enkau janganlah tinggalkan kami, karena engkau adalah segalanya bagi kami, bangsa dan negara tercinta. Buanglah jauh-jauh, hancurkan segala penyakit yang ada pada dirimu. kami adalah anak didikmu menunggu . . . . . . . . ……. PENYAKIT GURU TIPUS : Tidak Punya Selera MUAL : Mutu Amat Lemah KUDIS : Kurang DISiplin ASMA : Asal Masuk Kelas KUSTA : Kurang StrAtegi TBC : Tidak Bisa Computer KRAM : Kurang TRampil ASAM URAT : Asal Sampaikan Materi Urutan Kurang Akurat LESU : Lemah SUmber DIARE : Di kelas Anak REmehkan GINJAL : Gajinya Nihil Jarang Aktif Dan Lambat PENYAKIT GURU Mengapa masih banyak guru yang belum profesional alias tidak berkualitas? Berdasarkan hasil riset dan survey berbagai pihak ditemukan beberapa penyakit yang bersarang pada diri guru sehingga guru tersebut tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Ada beberapa penyakit berbahaya yang melemahkan kualitas guru dalam melaksanakan tugas sehingga berdampak negatif terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan, diantaranya : 1. ASMA (Asal masuk kelas). Ketika guru masuk ke kelas tanpa disertai persiapan dan perencanaan matang secara tertulis dan sistematis 2. ASAM URAT (Asal Sampai Materi Urutan tidak Akurat). Cara menyajikan materi pelajaran masih konvensional, sering memakai metode CBSA (Cul Budak Sina Anteng), metode tugas mencatat paling sering dilakukan. Kadang-kadang batas materi pelajaran yang disampaikan gurupun tidak tahu. 3. BATUK (Baca Ngantuk). Umumnya guru malas membaca, sekali-kali membaca kantuk datang menggoda akhirnya membaca tak tahan lama. Karena jarang membaca ilmunya tidak bertambah, wawasannya tidak luas. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa tidak mengikuti perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Jadilah guru yang jumud, kaku bahkan ortodok. 4. DIABETES (Dihadapan Anak Bekerja Tidak Series) 5. DIARE (Di kelas Anak diRemehkan). Potensi, bakat dan minat anak kurang diperhatikan, sehingga proses belajar mengajar monoton, tidak menumbuh kembangkan potensi anak didik tapi justru sering membunuh potensi, bakat dan minat anak didik. 6. GATAL (Gaji Tambah Aktifitas Lesu). Gaji ingin terus bertambah, tapi melaksanakan tugas kewajiban tidak mau berubah. Mengikuti sertifikasi sangat ambisi padahal kurang memiliki kompetensi tujuan utamanya ingin berpenghasilan tinggi mendapat gaji tunjangan profesi. 7. GINJAL (Gaji Nihil Jarang Aktif dan Lambat). Gaji minus tiap bulan karena habis oleh kredit bank akhirnya hilanglah gairah bekerja, pudar semangat mengajar. 8. HIPERTENSI (Hilang Perhatian Terhadap Nasib Siswa). Prestasi siswa tidak diperhatikan, mau pintar atau bodoh masa bodo, tidak ada upaya pengayaan bagi siswa berprestasi dan tidak ada upaya perbaikan atau remedial kepada siswa yang masih kurang berprestasi. 9. KANKER (Kantong Kering). Gaji satu bulan habis satu minggu, karena besar pasak daripada tiang, tinggi kemauan rendah kemampuan. Penghasilan tidak memenuhi kebutuhan, akibatnya hilanglah semangat melaksanakan tugas, malas masuk kelas, sering mangkir tidak hadir. 10. KUDIS (Kurang Disiplin) melaksanakan tugas asal-asalan tidak tepat waktu, tidak akurat rencana dan program. 11. KURAP (Kurang Rapih). Penampilan pisik (performan) acak-acakan, persiapan administrasi KBM asal-asalan. 12. KUSTA (Kurang Strategi). Tampil mengajar dihadapan siswa hanya menggunakan metode ceramah sehingga membosankan, tidak menggunakan berbagai metoda mengajar sehingga tidak membangkitkan semangat belajar siswa. 13. MUAL (Mutu Amat Lemah) masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang ideal. Kurang menguasai materi pelajaran dan metoda pembelajaran. 14. LESU (Lemah Sumber). Buku sumber pelajaran hanya mengandalkan buku paket, tidak memiliki buku referensi yang vareatif dan representatif sehingga wawasannya sempit 15. LIPER (Lekas Ingin Pergi). Tidak betah berada di sekolah, tidak antusias masuk ke kelas bahkan sebaliknya ingin segera pulang untuk mencari penghasilan tambahan. Kadang-kadang usaha sampingan diutamakan tugas utama mengajar dilupakan. 16. PROSTAT (Program dan Strategi tidak dicatat). Ketika KBM tidak disertai Silabus dan RPP, tanpa dilengkapi program dan strategi mengajar yang ditulis sistematis. 17. REMATIK (Rendah Motivasi Anak Tidak Simpatik). Tidak semangat ketika mengajar dihadapan anak didik, performan tidak menarik sehingga anak didik tidak simpatik bahkan sebaliknya antipati akhirnya melemahkan bahkan menghilangkan gairah belajar. Tampil mengajar tidak menyenangkan siswa. 18. STRUK (Suka Terlambat Untuk masuk Kelas) 19. T B C (Tidak Bisa Computer) alias gaptek (gagap teknologi), tidak ada usaha untuk meng-up grade kompetensi diri, sehingga penguasaan teknologi informasi dan komunikasi kalah oleh siswa. 20. TIPUS (Tidak Punya Selera). Ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar dihadapan siswa tidak semangat, kurang gairah