Kamis, 28 Juli 2011

Bekal Shoum Romadhon


PERSIAPAN MENGHADAPI BULAN RAMADHAN
By : P Mud
Definisi
Shoum/puasa Romadhon diwajibkan satu setengah tahun setelah Hijrah, ketika Nabi Muhammad Saw. Baru diperintahkan mengalihkan Qiblat dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Haram.
Shoum secara Etimologi bermakna menahan diri dari sesuatu, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Menurut definisi Ahli Fiqh, shoum berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.
I. Bulan Romadhon
Bulan Ramadhan yang insya Allah sebentar lagi akan kita masuki, adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyah(pembinaan) untuk mencapai derajat yang paling tinggi, paling mulia: derajat taqwa.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa.” (QS Al Hujurat: 13).
Predikat taqwa ini tidak mudah untuk diperoleh. Ia baru akan diperoleh manakala seseorang melakukan persiapan yang
cukup, dan mengisi bulan Ramadhan itu dengan berbagai kegiatan yang baik dan mensikapinya dengan benar.
Tentunya ada diantara kita yang merasa kebingungan, mengenai apa-apa saja yang harus dan perlu dipersiapkan menjelang bulan Ramadhan. Untuk itu, bisa diterapkan persiapan-persiapan sebagai berikut:
  1. I’dad Ruhi Imani, yaitu persiapan ruh keimanan.
Orang-orang yang saleh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin sebelum datangnya bulan Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya sejak bulan Rajab dan Sya’ban. Biasanya mereka berdoa : "Ya Allah, Berikanlah kepada kami keberkatan pada bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada Ramadhan".
Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, dalam Surat At-Taubah Allah melarang kita melakukan berbagai maksian dan kedzaliman sejak bulan Rajab. Tapi bukan berarti di bulan lain dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya’ban adalah masa pemanasan (warming up) sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu bak sudah terbiasa
  1. I’dad Jasadi, yakni persiapan fisik.
Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan Rajab Rasulullah dan para sahabat membiasakan diri melatih fisik dan mental dengan melakukan puasa sunnah, banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an , biasa bangun malam, dan meningkatkan aktivitas saat berkecimpung dalam gerak dinamika masyarakat.
  1. I’dad Maliyah, yakni persiapan harta
Jangan salah paham, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Mempersiapkan hara adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.
  1. I’dad Fikri wa Ilmi, yakni persiapan intelektual dan keilmuan
Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan dan tashawur (persepsi) yang benar tentang Ramadhan. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntutan Rasulullah SAW, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan berbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, dan juga penting untuk dipersiapkan.
Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui.
II. Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)
Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman :
« Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri » (QS AR- Ra’du 11). Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).
III. Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)
Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami. Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.

Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman:
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT.
“Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)
IV. Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da’wah
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan.
V. Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah.
VI. Persiapan Ramadhan Untuk Anak Kita
Dalam menyambut bulan Ramadhan, kadangkala kita lupa/tidak pernah mempersiapkan anak-anak yang masih kecil dan baru akan belajar puasa
Mengantarkan anak untuk berpuasa dan memahami maknanya, sungguh bukan pekerjaan yang mudah. Keberhasilan mengkondisikan anak, memerlukan persiapan sejak jauh hari.
Ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan sebagai orang tua, untuk merancang pola pendidikan terbaik bagi putra-putri kita selama bulan Ramadhan.
VII. Mengenalkan Ramadhan Lewat Cerita dan Mainan
Salah satu cara untuk mengenalkan Ramadhan kepada anak-anak kita adalah dengan kita memilih cerita-cerita mengenai kisah-kisah menarik seputar Ramadhan, baik mengenai sahabat atau Rasulullah yang berjuang di bulan Ramadhan, atau menggambarkan suasana puasa dan keutamaan bagi yang menjalankannya. Cara lain adalah dengan mengarang sendiri cerita yang ada hubungan dengan Ramadhan. Ini bisa dilakukan dengan cara menceritakan pengalaman kita menjalani ibadah puasa dimassa kecil kita.
Kita juga bisa memperkenalkan Ramadhan dengan mainan juga, dengan cara main puzzle yang bernuansa Islam, atau cara lain adalah dengan membeli mainan untuk komputer yang interaktif.
Ini semua bisa kita mulai seminggu atau beberapa hari sebelum datangnya bulan Ramadhan. Tergantung pada umur anak, kita bisa sekaligus juga mengajak anak untuk membuat rencana kegiatan selama bulan Ramadhan nanti dan menentukan target-target yang ingin mereka capai. Kita juga harus memberi harapan bagi mereka untuk mencapai target-targetnya.
Dengan mengenalkan Ramadhan lewat cerita dan mainan, suasana Ramadhan sudah terbangun dalam alam pikiran anak. Sehingga ia akan mengharapkan kedatangan bulan ini dengan penuh semangat dan antusias.

VIII. Membangun Suasana yang Kondusif
Membangun suasan yang kondusif itu penting juga, karena ini akan mempengaruhi semangat anak. Salah satu cara adalah dengan mengubah penataan rumah. Misalnya mempersiapkan ruang khusus untuk sholat berjama'ah dan tadarus al-Qur'an. Ajak anak-anak menghiasi ruang tersebut dengan tulisan-tulisan kaligrafi dan gambar-gambar Islami. Cara lain adalah dengan mengubah letak permainan, tv, buku, atau majalah yang bersifat umum, dan diganti dengan majalah atau buku-buku Islam.

Kamar tidur anak dapat dihias dengan tulisan hadist, ataupun semboyan seputar puasa atau bulan Ramadhan, yang akan membangkitkan semangat mereka jika nanti menahan lapar dan haus ketika puasa. Tempelkan juga target dan jadwal kegiatan yang telah disusun bersama anak, dan persiapkan stiker bintang yang siap ditempel untuk setiap rencana yang berhasil dicapai oleh anak kita. Kerjakan bersama anak agar ia termotivasi untuk mendapatkan bintang sebanyak mungkin sampai akhir Ramadhan. Di samping membangun suasana anggota keluarga, juga agar selama Ramadhan lebih banyak waktu yang dapat digunakan untuk kegiatan ibadah.

Kita bisa juga mengkondisikan lingkungan bermain dan kehidupan sehari-hari si anak dengan menyenangkan sehingga anak akan tertarik untuk mulai turut mencoba. Misalnya dengan mengundang kawan-kawan dekatnya untuk bersama-sama berbuka puasa di rumah. Bisa juga sahur bersama, dengan menginap di rumah. Perasaan senang tanpa tekanan dalam beribadah sangat penting bagi anak-anak. Jika ibadah merupakan paksaan, di benaknya akan tersimpan secara tak sadar, bahwa ibadah identik dengan tekanan.

Membiasakan anak melakukan shalat terawih berjama'ah di masjid, bisa menjadikannya sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Tadarrus al-Qur'an dan mabit (menginap) di mushalla untuk i'tikaf, mengikuti pesantren Ramadhan, ikut berkeliling kampung membangunkan orang untuk makan sahur, semuanya akan sangat menarik karena hanya ada dalam bulan Ramadhan.
IX. Penyusunan Menu Makanan yang Bergizi
Ibu dapat mulai menyusun menu dengan gizi yang seimbang untuk anak yang puasa. Juga mulai melatih pola makan dari 3 kali sehari menjadi 2 kali saja. Bila dilihat dari pola kebiasaan makan, berpuasa sebetulnya hanya memindahkan jam, atau mengurangi satu kali waktu makan saja. Bila biasanya makan 3 kali sehari, menjadi 2 kali, yaitu waktu sahur dan waktu berbuka puasa.
Penyusunan menu ini untuk menghindari terjadinya kekurangan zat gizi pada anak. Kecukupan gizi pada anak akan terpenuhi apabila saat berbuka dan makan sahur mereka mengkonsumsi makanan yang beragam dalam jumlah yang cukup.
X. Bersahur Bersama Keluarga
Bila esok mulai berpuasa, berarti malam sebelumnya kita akan melaksanakan sholat terawih dan sahur. Melatih anak-anak untuk berpuasa dapat dimulai dengan belajar bangun malam untuk makan sahur bersama.
Untuk menarik minat anak, siapkan menu makanan kegemarannya dan buat suasana sahur menyenangkan baginya sehingga tidak merasa berat bangun tengah malam. Biarkan anak makan di akhir waktu sahur. Awal puasa, biarkan mereka coba dulu puasa hanya setengah hari. Ia akan berbuka pada tengah hari karena masih latihan. Dengan cara latihan yang bertahap seperti itu, si anak tidak merasa berat lagi untuk melakukan puasa.
XI. Khatimah
Banyak sekali manfaat yang kita bisa ambil dengan anak-anak berpuasa. Misalnya dari sisi kesehatan, ibadah puasa memberikan istirahat pada organ-organ pencernaan tubuh, termasuk sistim enzim dan hormonal, yang kemudian akan bekerja kembali dengan lebih sempurna.
Selain itu anak-anak yang mencoba untuk ikut berpuasa, sesungguhnya sedang dilatih untuk berdisiplin. Berdisiplin untuk bangun sahur pada malam hari, makan tepat waktu berbuka dan menahan nafsu. Termasuk sebagai latihan untuk taat pada perintah agama.
Latihan ini bukan hanya pada menahan lapar saja, tetapi lebih penting pada esensi berpuasa itu sendiri. Karenanya, bila memang belum waktunya anak puasa penuh, biarlah mereka berbuka di tengah hari. Termasuk dalam mendidik si kecil dalam hal puasa.
Pembiasaan puasa juga bisa mendidik anak-anak untuk jujur, misalnya mereka tetap berpuasa sekalipun teman-temannya di sekolah tidak. Kalaupun karena tidak kuat menahan lapar atau godaan teman ia terpaksa berbuka di luar rumah, anak juga bisa diajar untuk berterus-terang, bukan berbohong dan malu mengakui kesalahannya. Ini bisa dengan cara kita tidak marah sama mereka jika mereka berbuka karena tidak kuat atau karena godaan.
Hikmah Shoum Romadhon:
  1. Menghapus dosa-dosa kecil.
Sabda Rosululloh Saw:”….Romadhon ke romadhon berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan di antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (H.R Muslim).
  1. Melatih Muroqobah.
Muroqobah artinya suatu kondisi jiwa yang selalu merasa ditatap, dilihat, dan diawasi oleh Alloh SWT. Ketika shoum , kalau belum tiba waktunya berbuka, kita tidak berani makan dan minum walaupun tidak ada seorangpun yang melihat kita.
  1. Melatih Pengendalian Nafsu.
Shum Romadhon melatih jiwa agar mampu mengendalikan nafsu amarah, sehingga yang dominan/menang dalam diri kita adalah nafsu Muthmainnah.
  1. Melatih Kepekaan Sosial.
Shoum bias menjadi ajang latihan kepekaan sosial, sebab dalam waktu tertentu (sejak terbit fajar hingga terbenam matahari) kita merasakan lapar. Dengan begitu kitapun dapat merasakan apa yang dialami saudara-saudara kita yang kurang mampu.
  1. Menyehatkan badan.
Para Ahli kesehatan menyebutkan bahwa usus manusia hingga organ-organ yang terkait dengannya dalam tempo tertentu perlu dikurangi beban kerjanya. Shoum merupakan sarana untuk mengurangi beban kerja organ-organ tersebut. Sungguh benar apa yang disabdakan Nabi Muhammad Saw.:”Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.”

II. Cara Pelaksanaan
Agar Hikmah shoum tersebut bisa kita raih, kita harus memahami teknik shoum Romadhon yang dicontohkan Rosululloh Saw.
  1. Tabyit/Niat
Tabyit artinya mempersiapkan diri pada malam hari untuk melakukan sesuatu pada esok hari. Rosululloh Saw. Bersabda :”Barang siapa yang tidak tabyit/niat untuk shoum sebelum fajar, tidak ada shoum baginya.”
Kebiasaan pada masyarakat Niat puasa selalu diucapkan dengan dibimbing, setelah selesai sholat tarawih, Nawaitu………, dst. Sesungguhnya niat puasa tidak diucapkan pun sah, karena niat adalah pekerjaan hati bukan pekerjaan lisan.
  1. Sahur.
Hadits Nabi Saw.:’Bershurlah kamu, karena sesungguhnya makan sahur itu berbarokah.” (H.R. Bukhori Musliam).
  1. Imsak.
Imsak artinya menahan diri darim hal-hal yang membatalkan puasa (makan, minum, hubungan badan) dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
(QS.2:187)
  1. Menjauhi Kemaksiatan.
Sabda Nabi Saw. :”Siapa yang tidak meninggalkan ucapan maksiat bahkan melakukannya, Alloh tidak akan menghargai puasanya.” (H.R. Bukhori) .
  1. Menyegerakan Berbuka Puasa/Ifthor.
Jika telah Adzan magrib maka kita dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.

III. Rukhshoh (keringanan)
  1. Boleh Berbuka dan wajib Qodho.(membayar puasa dihari yang lain)
Yaitu orang yang Safar, orang sakit yang ada harapan sembuh.
           
Barangsiapa diantarmu sakit atau bepergian (lalu meninggalkan shoumnya, maka wajib shoum), sebanyak hari itu pada hari-hari yang lain.” (QS.2:185)

  1. Boleh berbuka dan wajib fidyah.
Fidyah artinya memberi makan kepada fakir miskin sebanyak yang kita makan.Fidyah bias diberikan perhari atau dikomulasikan dalam sebulan.
Yang termasuk golongan ini adalah:Laki-laki/wanita yang sudah lanjut usia/uzur, wanita hamil, ibu yang sedang menyusui, pekerja berat, sakit menahun.
       

Artinya :”Dan bagi orang-orang yang berat mengerjakannya, kewajibannya adalah fidyah dengan member makan kepada seorang miskin.” (QS.2:184)
H.R.Abu Daud:”Rukhsoh/kelonggaran bagi laki-laki/wanitayang lanjut usia walaupun mereka sanggup shiyam untuk berbuka dan member makan untuk setiap harinya seorang yang miskin, demikian pula yang hamil dan yang menyusui, jka mereka khawatir terhadap anaknya, boleh berbuka dan member makan.”

  1. Wajib berbuka dan wajib Qodho.
Yaitu wanita yang haid atau nifas wajib berbuka dan harus menggantinya dihari yang lain.
Sabda Nabi Saw:”Bukankah jika wanita haid tidak shoum dan tidak sholat.” (HR Bukhori).
Sabda Nabi Saw:”Kami mendapat haid pada zaman Rosululloh Saw, kemudian bersih, Maka beliau menyuruh kami mengqodo shoum dan tidak menyuruh kami mengqodo sholat.” (HR. An-Nasa’i).

IV. Amaliah Bulan Romadhon.
  1. Meningkatkan kedermawanan.
Sabda Nabi Saw:”Rosululloh adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi pada bulan romadhon” (HR. Bukhori).
  1. Tadarus Al-Qur’an.
  2. I’tikaf

30 TIPS SAAT ROMADHON

Waktu Sahur:
  1. Sahur menjelang sholat shubuh, usahakan sebelumnya tilawah Al-Qur’an dulu.
  2. 10 menit sebelum adzan bersiap-siap menghentikan makan, gosok gigi.

Menjelang shubuh :
  1. Fokuskan diri mempersiapkan sholat shubuh.

Setelah Shubuh :
  1. Luangkan waktu untuk mendengarkan ceramah
  2. Olahraga sedikit dengan meremaskan jari/memutar pundak
  3. Jangan tidur lagi
  4. Tadarus Al-Qur’an
  5. Siap menunaikan tugas harian dengan fresh/segar
Selama Perjalanan ditempat kerja :
  1. Baca Basmalah/Doa
  2. Bersedekah dengan senyuman kepada teman
  3. Jangan lepaskan hati dari dzikrulloh karena akan menentramkan jiwa kita
  4. Niatkan dengan kuat bhwa pekerjaan yang dilakukan adalah jihad fi sabilillah
  5. Jaga lisan, telinga. Dan mata dengan memfungsikannya pada hal yang di ridhoi Alloh Swt.
  6. Ajak beberapa sahabat untuk menjadi pengingat ketika kita lupa
  7. Selalu ingat bahwa bulan Romadhon bukan bulan malas-malasan

Saat Buka Puasa :
  1. Percepat berbuka bila telah tiba waktunya
  2. Sempurnakan kewajiban berbuka dengan sholat magrib berjamaah
  3. Tadarus Al-Qur’an

Menjelang Tidur :
  1. Tidur dengan adab yang benar

Tips bersikap Efektif dan Efisien :
  1. Minta tolonglah dengan perkataan yang baik
  2. Jika hendak menyuruh orang lain maka suruhklah dengan sewajarnya
  3. Mudahkanlah pekerjaan orang lain
  4. Buatlah orang lain merasa bahagia, niscaya anda akan lebih efektif
  5. Jangan beri peluang bagi kegiatan yang tidak bermanfaat
  6. Apabila emosi, ambilah air wudhu dan perbanyak tadarus
  7. Lakukan hal-hal sederhana yang bermanfaat
  8. Perbanyak silaturrohim
  9. Syukuri apa yang diraih, walaupun sedikit dimata kita
  10. Jangan pernah mengingat amal baik anda, tapi ingatlah amal baik orang lain
  11. Ingatlah hal buruk yang pernah kita lakukan